Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Kecewa

Meminta Perhatian dengan Menyindir Orang Lain adalah Otoriter Halus

Lo pernah nggak, niatnya mau peduli sama orang lain, eh malah jadi males gara-gara ada yang nyindir-nyindir lewat status? Gue baru ngalamin, dan jujur… bikin mikir juga sih. Gue termasuk orang yang kalau ngomong ya jujur aja, nggak suka basa-basi. Kalau lagi kesusahan pun, gue lebih milih jalanin sendiri tanpa harus bikin status supaya orang lain notice. Misalnya gue pernah ngalamin kondisi paling sulit: nggak ada uang buat makan sehari-hari atau bahkan kesusahan cari tumpangan buat jalan. Karena gue hidup mandiri dan statusnya buruh, ya mau nggak mau gue harus ngandalin gaji bulanan buat bertahan. Tapi meski begitu, gue jarang bahkan hampir nggak pernah ngumbar kesulitan itu ke media sosial. Kalau pun gue bikin status atau upload sesuatu, biasanya bukan tentang susahnya hidup, tapi lebih ke kerja keras atau usaha gue. Buat gue, itu semacam pengingat dan cambuk motivasi. Gue rasa, nggak ada gunanya bikin orang lain tahu penderitaan l...

BILIAR DAN PEREMPUAN

ESSAY Di Meja yang Sama: Tentang Bola, Perempuan, dan Rasa Hormat Saya juga nggak tahu sejak kapan pertama kali pernah main biliar bareng perempuan. Awalnya cuma ajakan santai. Lama-lama jadi semacam ruang pelarian. Mungkin karena penat. Mungkin karena butuh waktu buat diri sendiri. Atau mungkin karena di meja hijau atau merah atau juga biru itu, hidup terasa lebih masuk akal. Kami datang dari mana-mana. Ada yang habis kerja kantor, ada yang freelance, ada yang... ya begitulah, kerja tapi nggak jelas kantornya di mana. Tapi begitu stik mulai dipegang, semua lepas. Nggak ada urusan jabatan. Nggak ada soal siapa lebih tua. Yang dihargai cuma satu: siapa yang bisa baca arah dan tahu kapan harus tenang. Laki-laki dan perempuan main bareng, belajar bareng, bahkan saling ngalahin—bukan dalam hal ego, tapi dalam strategi dan feeling. Dan dari situ setelah sekian lama saya pelan-pelan sadar: Perempuan itu nggak pernah kekurangan ruang. Yang sering kurang, justru laki-laki yang terk...

Rasa Kecewa : Sebuah Refleksi Emosional

Kecewa adalah salah satu emosi paling mendalam yang dialami manusia. Rasa kecewa muncul ketika harapan yang telah kita bangun tidak terpenuhi. Harapan ini bisa berasal dari orang lain, situasi, atau bahkan dari diri sendiri. Ketika realitas tidak sesuai dengan ekspektasi, perasaan kosong dan pahit seringkali muncul, menciptakan luka emosional yang sulit diabaikan. Asal Usul Rasa Kecewa Rasa kecewa berakar pada harapan. Setiap orang memiliki ekspektasi terhadap sesuatu, baik itu hubungan, pekerjaan, atau kehidupan secara umum. Ketika ekspektasi ini tidak terpenuhi, muncul jurang antara apa yang diinginkan dan kenyataan yang terjadi. Jurang inilah yang menjadi dasar dari perasaan kecewa. Misalnya, dalam hubungan sosial atau romantis, seseorang mungkin berharap bahwa orang lain akan memenuhi harapannya, seperti perhatian, kasih sayang, atau pengertian. Ketika hal itu tidak terjadi, kekecewaan pun muncul. Begitu juga dalam konteks karier, di mana seseorang mungkin berharap mend...